obsesi balap
Minggu, 26 Mei 2013
renungan sesaat
kadang atau bahkan sering gw merasa ngga berarti buat orang lain, karena apa yang gw lakuin mungkin ngga berarti buat dia, emg apa yang mnurut kita baik belum tentu baik buat dia, tapi ngga boleh nyerah karena gw yakin ngga ada yang sia-sia di dunia ini, semua hal baik maupun buruk akan ada hikmah yang membuat gw lebih baik
Sabtu, 02 Februari 2013
travel system monitoring
TRAVEL SYSTEM MONITORING
OKY ANGGA PRIATAMA
RAHMAT RUDIYANA
3 P
MATA KULIAH ELECTRIC AND ELECTRONIC
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Komponen Output |
Komponen Control |
Input |
Sistem pengontrolan secara elektronik ini menggunakan tiga syarat utama
yaitu harus ada input, kontrol dan output yang masing-masing menjalankan
fungsinya sehingga sistemnya bekerja dengan baik. Seorang serviceman
harus mengerti sistem dari masing-masing pengontrol tersebut karena banyak
jenis pengontrol yang dipakai oleh Caterpillar untuk masing-masing machine.
Komponen Input
Komponen-komponen tersebut antara lain adalah: switch,
sender, dan sensor. Seorang serviceman harus bisa membedakan dan
mengetahui cara kerja dari masing-masing komponen input tersebut untuk
memudahkan troubleshootingnya.
1.
Switch
a. Uncommited Switch
b. Progamming Switch
c. Service Switch
2.
Sender
a. Sender 0 sampai 240 Ohm
b. Sender 70 sampai 800 Ohm
3.
Sensor
Sensor mengukur parameter
secara fisik seperti kecepatan, temperature, tekanan dan posisi. Sebuah
sensor elektronik merubah parameternya secara fisik menjadi sinyal elektronik,
sinyal ini proporsional terhadap kondisi parameternya.
Pada sistem elektronik Caterpillar,
sensor digunakan untuk memantau sistem-sistem yang ada di machinenya
dengan perubahan yang tetap. Sinyal elektronik ini mewakili perubahan yang
diukur, sinyal ini dimodulasikan dalam tiga cara yaitu:
v Modulasi frekwensi mewakili parameter dari
tingkat frekwensi
v Modulasi PWM mewakili parameter duty cycle
v Modulasi analog mewakili parameter
dari tingkat tegangannya
Di dalam bagian ini akan
dijelaskan dari sensor input yaitu sensor frekwensi. Sistem pengontrolan
elektronik ini menggunakan bermacam-macam komponen untuk mengukur
kecepatan. Yang paling banyak adalah dipakai dua tipe
yaitu tipe sensor magnetic dan hall effect
·
Sensor tipe magnetic
Gb.
2.16 Sensor Tipe Magnetic
Dalam sistem yang tidak terlalu terpengaruh terhadap kecepatan
rendah (dibawah 500 rpm) bisa menggunakan tipe ini.
Sensor ini memberikan informasi kecepatan di atas 600 rpm secara
akurat tetapi tidak di bawah 600 rpm, sehingga main display menggunakannya
untuk tachometer engine atau ECM transmisi menggunakannya untuk
mengetahui kecepatan gear intermediate dari output transmissi dan
lain-lain keperluan.
Sensor ini termasuk sensor pasif karena tidak membutuhkan tegangan
input untuk memproses sinyalnya. Dan juga sensor tersebut merubah gerakan
mekanikal menjadi teganagn AC, karena didalamnya terdapat coil, core
dan magnet sehingga hampir menyerupai generator kecil.
Cara kerjanya yaitu saat gear memotong medan magnet permanent di dalam sensor
terbangkitlah tegangan AC dalam coil dan diikuti oleh frekwensinya.
Frekwensi tersebut proporsional terhadap kecepatan dan ECM menggunakan
frekwensi tersebut untuk membandingkan dengan data yang tersimpan dalam ECM.
Untuk mengetahui kondisi baik dan tidaknya sensor tersebut kita bisa
mengukurnya secara statis dan dinamis, yaitu pada saat dilepas dari harnessnya
dan engine dalam keadaan mati kita bisa mengukur nilai tahanan coilnya
antara 100 sampai 500-Ohm sesuai besar kecilnya sensor. Dan pada saat tersambung dengan harnesnya
dengan engine dalam keadaan hidup dengan menggunakan probe tester
kita bisa mengukur tegangan AC nya dan frekwensinya yang timbul antara terminal
1 dan 2.
· Sensor Tipe Hall Effect
Pada sistem dimana kecepatan rendah sangat berpengaruh oleh
informasi ECM maka digunakanlah tipe hall effect. ECM transmission
dan engine menggunakannya untuk mendeteksi kecepatan tiap posisi dan
timing. Kedua sensor sama-sama mempunyai hall cell di kedua ujung
kepalanya.
Gb.
2.17 Speed Sensor
Cara kerjanya yaitu sewaktu gear memotong medan magnet yang
terdapat di hall cell terbangkitlah sinyal yang kecil, lalu
sinyal tersebut dikirim ke amplifier yang terdapat di sensor itu juga dan
menjadi sinyal PWM yang cukup kuat dan seterusnya dikirim ke kontrol untuk
diproses selanjutnya. Karena sinyalnya berpulsa maka terdapat duty cycle dan
disebut sinyal digital.
Sesuai dengan namanya maka output sensor ini yang berupa frekwensi
yang sebagai acuan dalam referensi oleh kontrolnya untuk kecepatan sedangkan duty
cycle dipakai untuk menentukan timing.
Sensor ini sangat akurat dalam mendeteksi
kecepatan karena outputnya tidak tergantung oleh kecepatan, dan dapat
mendeteksi kecepatan mulai dari 0 rpm dalam temperature yang bervariasi.
Hall effect sensor ini dapat memberikan output
yang baik jika dalam pemasangannya tanpa ada celah di gearnya.
Komponen Kontrol
Di dalam komponen kontrol tersebut terdapat
komponen–komponen layaknya sebuah komputer canggih yaitu power supply
elektronik, central processing unit dan memory dari input sensor.
Dan melakukan komunikasi dengan kabel data link dua arah.
Kontrol tersebut memperoses sinyal–sinyal yang
diberikan oleh komponen–komponen input. Macam–macam kontrol yang dipakai
tergantung dari penggunaan serta tipe dari input dan outputnya.
· VIMS (Vital Information Monitoring System)
Biasanya dipasang pada peralatan yang besar seperti off highway
truck, large excavator serta large whell loader. Fungsinya
untuk memantau semua sistem dan memberikan katagori warning level
serta bisa diprogram untuk mengatur sistem lubrikasi secara otomatis. Kontrol
ini mempunyai bermacam–macam tipe dari input sensornya, mengolahnya serta
membaginya ke komponen kontrol yang lain sebagai referensi melalui kabel data
link atau menuju main display. Kontrol modul ini juga
membutuhkan battery Lithium sebesar 3 Volt untuk memback- up
memory sewaktu disconnect switchnya diposisikan off.
Gb.
2.26 VIMS (Vital Information Monitoring System)
Sistem
Monitoring
Electronic Monitoring System
Gb.
2.33 Skematik Caterpillar Monitoring System
Monitoring pada excavator 315DL
Selasa, 20 November 2012
starting system
TUGAS BESAR
PENDIDIKAN
KARAKTER
STARTING
SYSTEM
Disusun oleh
:
1. Muhammad
Gozali 6211200017
2. Rahmat
Rudiyana 6211200004
JURUSAN
TEKNIK MESIN
PROGRAM
STUDI ALAT BERAT
POLITEKNIK
NEGERI JAKARTA
BAB
I PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang
Judul Tugas Besar yang kami pilih
adalah Starting System, karena kami merasa tertarik untuk mendalami materi ini.
Materi ini terbilang sederhana tapi rumit dan harus dengan keseriusan untuk
mempelajarinya. Dan selama ini kami kurang mengetahui jenis dan cara kerja
Starting System, maka dari itu kami memilih judul ini agar lebih tahu dan
terbuka dengan apa itu Starting System.
I.2. Tujuan
Penulisan
Adapun
maksud dan tujuan kami menulis Tugas Besar ini adalah :
1.
Sebagai tugas untuk mendapatkan nilai mata kuliah Pendidikan
Karakter semester 1.
2.
Sebagai media pembelajaran bagi kami dan teman-teman.
3.
Memberikan informasi tentang Starting System kepada pembaca.
I.3. Rumusan
Masalah
Karya
tulis ini hanya membahas tentang starting system, mulai dari definisi, fungsi,
komponen, jenis motor starter, dan cara kerja motor starter.
I.4. Metode
Pengumpulan Data
Data yang disajikan dalam karya
tulis ini diperoleh dengan berbagai cara. Pertama, dengan membaca buku yang
sesuai dengan materi ini. Kedua, dengan browsing di internet untuk mendapat
materi yang relevan.
I.5.
Sistematika Penulisan
Karya tulis ini ditulis dengan
urutan sebagai berikut :
BAB I Menguraikan
latar belakang penulisan, tujuan penulisan,
rumusan
masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika
penulisan.
BAB II Menguraikan
definisi, fungsi, karakteristik, prinsip dasar, dan
komponen
dari starting system.
BAB III Menguraikan
waktu dan tempat penulisan serta diagram alir
Penelitian.
BAB IV Membahas
jenis motor starter serta cara kerjanya.
BAB V Pada
bab terakhir berisi kesimpulan dari tulisan ini dan
saran-saran
serta kritik yang bersifat membangun bagi
penulis.
BAB II STUDI PUSTAKA
II.1.
Starting System
II.1.1. Definisi
Sistem starter adalah bagian dari sistem pada
kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan
siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel,
engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran
dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.
Suatu mesin tidak dapat
mulai hidup (start) dengan serndirinya, maka mesin tersebut memerlukan
tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk
menghidupkan. Dari beberapa cara yang ada , mobil pada umumnya menggunakan
motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch yang memindahkan gigi
pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan ke pada bagian luar
dari fly wheel, sehingga ring gear berputar ( dan juga poros engkol
). Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga
yang kecil yang tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan
ialah bahwa motor starter harus sekecil mungkin. Untuk itulah , motor
serie DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.
II.1.2. Prinsip Dasar
Ketika arus
mengalir dalam suatu konduktor, Sebuah medan magnet yang dihasilkan dalam arah
yang ditunjukkan dalam ilustrasi di bawah ini sesuai dengan aturan Ampere dari
sekrup kanan.
Jika konduktor ditempatkan antara Utara dan kutub Selatan magnet permanen, garis-garis gaya magnet yang dihasilkan oleh arus listrik dalam konduktor dan garis-garis gaya magnet dari magnet permanen mengganggu satu sama lain, menyebabkan fluks magnetik untuk meningkatkan dalam bawah konduktor dan penurunan atas konduktor. Kita dapat memikirkan fluks magnet sebagai band karet yang telah membentang. Jadi, fluks magnet, kekuatan yang cenderung menarik garis lurus, Apakah kuat di bagian bawah konduktor. Efek dari ini adalah bahwa konduktor dikenakan kekuatan yang cenderung mendorong ke atas (aturan tangan kiri Flemming).
Sebuah loop kawat ditempatkan di antara kutub-kutub
magnet permanen akan mulai memutar ketika arus diterapkan. Hal ini karena
arus mengalir dalam arah berlawanan pada setiap sisi dari loop, pasukan jadi sama
dan berlawanan akan dihasilkan oleh perpotongan garis-garis gaya magnet dari
kawat dengan orang-orang dari magnet. Akibatnya, loop kawat akan memutar
searah jarum jam.
Dengan waktu yang benar, bergantian membalik arah arus menggunakan komutator akan memaksa loop untuk terus berputar dalam arah yang sama. Gambar di bawah mengilustrasikan model sederhana operasi motor.
Dalam sebuah motor yang sebenarnya, beberapa set
kumparan digunakan untuk menghilangkan penyimpangan rotasi dan mempertahankan
kecepatan konstan tetapi prinsip kerjanya adalah sama. Selanjutnya, motor
DC dimasukkan ke dalam motor starter menggunakan beberapa disebut ( field coils)
yang terhubung secara seri dengan gulungan dinamo bukan beberapa magnet
permanen.
II.1.3. Fungsi
Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya
tanpa adanya alat penggerak tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya
proses pada motor bakar. Sistem stater pada motor bakar berfungsi sebagai
penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang
bakar. Motor stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanan-tahanan
motor misalnya :
-
Tekanan kompresi
-
Gesekan pada semua bagian yang bergerak
-
Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.
II.1.4. Karakteristik
Motor DC seri digunakan dalam starter motor memiliki
karakteristik operasional berikut:
1.
Hubungan antara kecepatan starter , torsi dan
arus.
Sirkuit motor pada dasarnya terdiri hanya dengan koil. Nilai hambatan di
dalam sirkuit sangat kecil karena hanya nilai hambatan koil yang ada dalam
sirkuit. Sesuai dengan hukum Ohm nilai arus meningkat bila tegangan baterai (
12 V) konstan dan nilai hambatan kecil. Maka arus mengalir ke starter dalam
jumlah besar, dan torsi maksimum timbul saat setelah starter mulai
berputar.Karena motor dan generator mempunyai konstruksi yang sama, arah gaya
lawan elektromotif timbul bila motor berputar, sehingga mempengaruhi arus untuk
mengalir dengan lembut. Karena gaya lawan elektromotif menjadi lebih besar saat
kecepatan starter meningkat, arus masuk motor menjadi lebih kecil , torsi dan
arus masuk berkurang.
REFERENSI:
• Ratio ring gear ke gigi pinion starter kurang lebih 1:10 sampai 1:15.
• Output menjadi rendah sesaat setelah starter mulai berputar karena torsi besar dan kecepatan starter rendah, tetapi output meningkat ke tingkat maksimum sesuai dengan perubahan torsi dan kecepatan starter , kemudian
REFERENSI:
• Ratio ring gear ke gigi pinion starter kurang lebih 1:10 sampai 1:15.
• Output menjadi rendah sesaat setelah starter mulai berputar karena torsi besar dan kecepatan starter rendah, tetapi output meningkat ke tingkat maksimum sesuai dengan perubahan torsi dan kecepatan starter , kemudian
menurun. Output mengikuti kurva seperti ditunjukkan dalam gambar sesuai
dengan perubahan torsi dan kecepatan starter.
2.
Hubungan antara arus dan
tegangan.
Bila starter mulai bergerak tegangan terminal baterai menurun karena arus
mengalir dalam jumlah besar. Bila arus yang mengalir dalam jumlah besar maka
hambatan internal baterai tidak bisa diabaikan. Sesuai dengan hukum Ohm
tegangan turun lebih besar bila nilai arus lebih besar. Penurunan tegangan
berkurang saat aliran arus berkurang dan tegangan baterai kembali normal.
II.1.5. Komponen utama starting syatem
Komponen-komponen
utama electrical starting system
adalah:
1. Battery (accu)
2. Starting motor dengan solenoid switch
3. Starter switch
4. Wire & kabel (kabel besar
& kecil)
II.1.6. Komponen utama motor starter
1.
Yoke dan Pole Core
Yoke dibuat dari logam yang berbentuk
silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup.
Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan
magnet yang ditimbulkan oleh field coil.
2. Field Coil
Field coil dibuat dari lempengan tembaga, dengan maksud dapat
memungkinkan mengalirnya arus listrik yang cukup kuat/besar. Field coil
berfungsi untuk dapat membangkit medan magnet. Pada starter biasanya
digunakan empat field coil yang berarti mempunyai empat
core.
core.
3. Armature dan Shaft
Armature
terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros,komulator
serta kumparan armature. Dan berfungsi untuk merubah energi listrik
menjadi energi mekanik, dalam bentuk gerak putar.
4. Brush
Brush terbuat
dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field
coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki
empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
·
Dua buah disebut dengan brush positif.
·
Dua buah disebut dengan brush negative
5. Armature Brake
Armature brake
berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan
dengan roda penerus.
6. Drive Lever
Drive lever
berfungsi untuk mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda
penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
7. Sarter Clutch
Sarter clutch
berfugsi untuk memindahkan momen puntir shaft kepada roda penerus, sehingga
dapat berputar. Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengaman dari
armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear.
8. Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan
pinion gear ke/dari roda penerus, sekaligus berfungsi untuk memutus dan menghubungkan terminal C dengan
terminal 30 sehingga arus langsung mengalir ke field coil sehingga medan magnet yang terjadi
sangat besar.
Bagian – Bagian Selenoid
·
Pull In
Coil :
Pull in coil adalah suatu kumparan yang bila dialiri arus listrik menimbulkan
medan magnet yang berfungsi untuk mendorong plunyer sehingga gear pinion berhubungan dengan fly
wheel.
·
Hold In
Coil :
Hold ini coil suatu kumparan yang bila dialiri arus listrik menimbulkan
medan magnet yang berfungsi untuk menahan plunyer sehingga mempertahankan gear pinion dengan fly wheeltetap berkaitan.
BAB III Metode Penelitian
III.1. Waktu
dan Tempat Pengerjaan
·
12 Oktober 2011 : di Kampus
Laporan
tentang judul yang akan dibahas pada Tugas Besar.
·
13 Oktober 2011 : di Perspustakaan
Mencari
bahan untuk materi yang dibahas pada Tugas Besar.
·
25 Oktober 2011 : di Rumah
Mulai
mengerjakan Tugas Besar.
·
November 2011 : di Rumah dan Kampus
Pengerjaan
Tugas Besar.
·
Awal Desember 2011 : di Kampus
Bimbingan.
·
05 Desember 2011 : di Rumah dan tempat jilid
Pencetakan
dan penjilidan.
·
07 Desember 2011 : di Kampus
Pengumpulan
Tugas Besar.
III.2. Alat
yang Digunakan
·
Buku
·
Laptop
·
Internet
Oktober 2011 : Mulai mencari literatur.
|
12 Oktober 2011 : Laporan judul yang akan dibahas.
|
November 2011 : Mulai penulisan.
|
Oktober 2011 : Persiapan alat dan bahan yang mendukung
penulisan.
|
07 Desember 2011 : Dikumpulan
|
01 Desember 2011 : Bimbingan terhadap hasil penulisan
dan materi bahasan.
|
BAB
IV Hasil dan Pembahasan
IV.1. Jenis
Motor Starter
1. Tipe
Konvensional.
• Roda gigi pinion terletak
pada sumbu yang sama dengan armatur dan berputar dalam kecepatan yang sama.
• Tuas penggerak dihubungkan dengan plunger switch magnet untuk mendorong roda gigi pinion dan agar terhubung dengan ring gear.
• Tuas penggerak dihubungkan dengan plunger switch magnet untuk mendorong roda gigi pinion dan agar terhubung dengan ring gear.
Cara Kerja :
1. Pengapian Beralih Dalam Posisi START
Ketika saklar kunci kontak diputar ke posisi START, arus listrik dari baterai melewati
terminal 50 ke hod in coil dan pull in coil. Dari pull in coil, arus kemudian mengalir ke field coil dan armature
coil melalui Terminal C.
Pada titik ini drop tegangan pull in
coil menjaga jumlah arus listrik yang mengalir melalui komponen motor (field
coil dan armature) kecil, jadi motor berputar pada kecepatan yang lebih
rendah. Pada saat yang sama, medan magnet yang dihasilkan oleh hold in
coil dan pull in coil menarik plunger ke arah yang tepat terhadap pegas
pembalik. Gerakan ini menyebabkan gigi pinion untuk bergerak ke kiri, melalui
tuas drive dan mesh dengan gigi
cincin. Kecepatan motor rendah starter di tahap ini berarti bahwa gigi
jalan lancar. Splines sekrup membantu roda gigi pinion dan cincin agar
berkaitan lebih lembut.
2.
Pinion
Dan Ring gears berkaitan penuh.
Ketika
saklar magnetik dan splines sekrup telah mendorong gigi pinion keposisi di mana
ia berkaiatan penuh dengan roda gigi cincin, pelat kontak terletak pada ujung
plunger dan saklar utama yaitu menghubungkan antara terminal 30 dan terminal C
menyebabkan hubungan arus pendek. Lebih berat saat melewati motor starter, yang
menyebabkan motor untuk memutar dengan torsi lebih besar. Splines sekrup membantu gigi pinion
berkaitan lebih aman dengan gigi cincin. Pada saat yang sama, tingkat
tegangan pada kedua ujung pull in coil menjadi sama sehingga tidak ada arus mengalir
melalui kumparan ini. Oleh
karena itu plunger diadakan dalam posisi hanya oleh gaya magnet yang diberikan
oleh hold in coil.
3.
Pengapian
Beralih Dalam Posisi ON
Pengapian beralih kembali ke posisi ON
dari posisi START dari tegangan yang diterapkan ke Terminal 50. Saklar utama tetap tertutup, namun arus mengalir dari Terminal C untuk hold in
coil melalui kumparan
pull-in coil. Karena arus mengalir melalui kumparan
hod in coil arah yang sama seperti ketika saklar pengapian dalam posisi START,
ini menghasilkan gaya magnet yang menarik plunger. Dalam pull-in coil, di sisi lain, aliran
arus dalam arah yang berlawanan, membangkitkan kekuatan magnetik yang mencoba
untuk menarik plunger ke posisi semula.
Medan
magnet yang dibentuk oleh dua kumparan membatalkan satu sama lainnya, jadi
plunger ditarik mundur oleh pegas pembalik. Oleh karena itu, arus berat yang telah dipasok ke
motor dipotong dan plunger menarik pinion gear untuk melepaskan kaitannya
dengan ring gear.
2. Tipe Reduksi.
• Starter tipe reduksi memakai motor kompak putaran tinggi (compact high-speed motor).
• Starter tipe reduksi meningkatkan torsi dengan mengurangi kecepatan putaran armatur melalui roda gigi reduksi.
• Plunyer switch magnet secara langsung mendorong roda gigi pinion yang terletak pada sumbu yang sama untuk melepas dan menghubungkan dengan ring gear.
• Starter tipe reduksi memakai motor kompak putaran tinggi (compact high-speed motor).
• Starter tipe reduksi meningkatkan torsi dengan mengurangi kecepatan putaran armatur melalui roda gigi reduksi.
• Plunyer switch magnet secara langsung mendorong roda gigi pinion yang terletak pada sumbu yang sama untuk melepas dan menghubungkan dengan ring gear.
Cara Kerja :
1.
Pengapian
Beralih Dalam Posisi START
Ketika
saklar kunci kontak telah berubah ke posisi START, arus listrik melewati Terminal
50 dari baterai ke hold in coil dan pull in coil. Dari pull in coil arus kemudian mengalir ke kumparan
dinamo dan gulungan medan melalui Terminal C. Motor berputar pada kecepatan
yang lebih rendah pada titik ini, karena energi pull in coil menyebabkan penurunan tegangan yang membatasi
pasokan saat ini ke komponen motor (field coil dan
armature). Yang hold in coil dan pull in coil, pada saat yang
sama mengatur medan magnet yang mendorong plunger ke kiri melawan pegas
kembali. Oleh
karena itu pinion gear bergeser ke kiri sampai berkaitan dengan gigi cincin. Kecepatan motor rendah pada tahap ini
berarti bahwa
kedua gigi jalan lancar. Splines sekrup juga membantu roda gigi
pinion dan cincin untuk berkaitan lebih lancar.
2. Pinion
Dan Cincin Gears Berkaitan Penuh
Ketika
saklar magnetik dan splines sekrup telah mendorong gigi pinion ke posisi di
mana ia berkaitan penuh dengan roda gigi cincin, pelat kontak terletak pada
ujung plunger dan saklar utama yaitu menghubungkan antara terminal 30 dan
terminal C menyebabkan hubungan arus pendek. sehingga sambungan memungkinkan
arus listrik yang lebih besar untuk melewati motor starter, yang menyebabkan
motor untuk memutar dengan torsi lebih besar. Splines sekrup membantu gigi
pinion berputar lebih aman dengan gigi cincin. Pada saat
yang sama, tingkat tegangan pada kedua
ujung pull-in coil menjadi sama sehingga tidak ada arus mengalir melalui
kumparan ini. Oleh karena itu
plunger diadakan dalam posisi hanya oleh
gaya magnet yang diberikan oleh hold in coil.
3.
Pengapian
Beralih Dalam Posisi ON
Menghidupkan
pengapian beralih kembali ke posisi ON dari
start dari tegangan yang diterapkan ke terminal 50. Saklar utama tetap tertutup, namun beberapa
arus mengalir dari Terminal C untuk hold in coil melalui pull-in coil. Karena arus mengalir melalui hold in
coil arah yang sama seperti ketika
saklar pengapian dalam posisi START, ini menghasilkan gaya magnet yang menarik
plunger. Dalam
pull-in coil di sisi lain, aliran arus dalam arah yang berlawanan, membangkitkan
kekuatan magnetik yang mencoba untuk menarik plunger ke posisi semula.
Medan
magnet yang dibentuk oleh dua kumparan tolak menolak satu sama lainnya, jadi
plunger ditarik mundur oleh pegas pembalik. Oleh karena
itu, arus berat yang telah dipasok ke
motor dipotong dan plunger tidak berkaitan roda gigi pinion dan ring gear pada
waktu yang sama. Armature
digunakan di motor starter jenis reduksi memiliki inersia lebih kecil dari
jenis konvensional, jadi gesekan menyebabkan berhenti. Karenanya jenis motor starter tidak
memerlukan mekanisme rem yang digunakan dalam motor starter tipe konvensional.
3.
Tipe Planetary Gear.
• Starter tipe planetary memakai roda gigi planet
untuk mengurangi kecepatan putaran armature.
• Roda gigi pinion terhubung dengan ring gear via tuas penggerak seperti pada tipe konvensional.
• Roda gigi pinion terhubung dengan ring gear via tuas penggerak seperti pada tipe konvensional.
Cara Kerja :
1. Mekanisme
Pengurangan kecepatan
Pengurangan
kecepatan poros armature ini dilakukan dengan tiga roda gigi planetary dan 1
gigi internal. Ketika poros berputar, gear
planetary terletak di arah yang
berlawanan, yang mencoba untuk menyebabkan gigi internal untuk berputar. Namun
sejak internal gigi adalah tetap, roda gigi planet sendiri dipaksa untuk
memutar internal gear. Karena gigi planet yang dipasang pada poros roda
gigi planet, Rotasi roda gigi planet menyebabkan poros roda gigi planet untuk
berubah juga. Rasio gigi dari roda gigi poros armature untuk roda gigi
planet dan internal gear 11:15:43, yang menghasilkan rasio pengurangan sekitar
5, reduksi kecepatan rotasi dari gigi pinion untuk sekitar 1/5 dari kecepatan
aslinya.
·
2. Perangkat Damping
Gear
internal yang biasanya tetap, tetapi jika terlalu banyak torsi diterapkan untuk
starter, gear internal disebabkan untuk memutar, membiarkan torsi kelebihan
untuk melarikan diri dan mencegah kerusakan pada bagian-bagian dinamo dan
lainnya. Gear
internal dihubungkan dengan plat kopling dan plat kopling didorong oleh spring
washer. Jika
torsi kelebihan dibawa untuk menanggung pada gigi internal, pelat kopling
mengatasi kekuatan mendorong dari pegas penahan , menyebabkan gigi internal
untuk memutar, dengan cara ini torsi kelebihan diserap.
4. Tipe planetary reduction-segment conductor (PS)
• Motor tipe planetary reduction-segment conductor (PS) men-start memakai magnet permanent dalam kumparan medannya.
Mekanisme pertautan dan pelepasannya (engagement/disengagement) bekerja dengan cara yang sama dengan tipe planetary.
• Motor tipe planetary reduction-segment conductor (PS) men-start memakai magnet permanent dalam kumparan medannya.
Mekanisme pertautan dan pelepasannya (engagement/disengagement) bekerja dengan cara yang sama dengan tipe planetary.
5. Air Starting System
Gb. 3.42
Skematik Air Starting System
Komponen-konponen utama Air Starting System:
1. Air Tank reservoir (tangki
udara)
2. Push button valve
3. Relay valve
4. Starting motor (cranking motor)
5. Pinion
· Sistem Operasi Air Starting System: Air starting sistem menggunakan
udara bertekanan untuk memutar starting motor, dengan putaran motor (cranking
speed) lebih cepat dari electric starting system.
Air starting sistem lazim
diterapkan pada off highway truck. Kekurangannya adalah sistem ini hanya
mempunyai satu atau dua kali kesempatan untuk menghidupkan engine, jika
dalam kesempatan yang ada engine tidak hidup maka udaranya akan habis
dan starting motor tidak dapat berfungsi.
· Tangki penampung udara: Air tank/reservoir
berfungsi sebagai tempat penampung atau penyimpan udara bertekanan. Sedangkan relay
valve untuk membuka dan menutup mengatur aliran udara ke starting
motor.
· Push Button Valve: On/off push button valve suatu tombol untuk mengatur aliran udara yang
ke relay valve diaphragm.
BAB IV Kesimpulan dan Saran
IV.1. Kesimpulan
Jadi
tipe motor starter yang kami ketahui saat ini ada 5 jenis, yaitu : tipe
konvensional, reduksi, planetary gear, planetary
reduction-segment conductor (PS), dan tipe air system. Masing-masing tipe
memiliki prinsip kerja yang tidak jauh berbeda atau bisa disebut mempunyai
prinsip kerja yang sama, yang membedakan
hanya konstruksi dan tanbahan komponen untuk memaksimalkan kerjanya.
IV.2. Saran
Kami
menyadari karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
meminta kritik dan saran dari pembaca untuk membangun kami ke arah yang lebih
baik.
Daftar Referensi
·
Sumber : Modul
Memperbaiki Kerusakan Sistem Starter, Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
·
m.edukasi.net
BAB
I PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang
Judul Tugas Besar yang kami pilih
adalah Starting System, karena kami merasa tertarik untuk mendalami materi ini.
Materi ini terbilang sederhana tapi rumit dan harus dengan keseriusan untuk
mempelajarinya. Dan selama ini kami kurang mengetahui jenis dan cara kerja
Starting System, maka dari itu kami memilih judul ini agar lebih tahu dan
terbuka dengan apa itu Starting System.
I.2. Tujuan
Penulisan
Adapun
maksud dan tujuan kami menulis Tugas Besar ini adalah :
1.
Sebagai tugas untuk mendapatkan nilai mata kuliah Pendidikan
Karakter semester 1.
2.
Sebagai media pembelajaran bagi kami dan teman-teman.
3.
Memberikan informasi tentang Starting System kepada pembaca.
I.3. Rumusan
Masalah
Karya
tulis ini hanya membahas tentang starting system, mulai dari definisi, fungsi,
komponen, jenis motor starter, dan cara kerja motor starter.
I.4. Metode
Pengumpulan Data
Data yang disajikan dalam karya
tulis ini diperoleh dengan berbagai cara. Pertama, dengan membaca buku yang
sesuai dengan materi ini. Kedua, dengan browsing di internet untuk mendapat
materi yang relevan.
I.5.
Sistematika Penulisan
Karya tulis ini ditulis dengan
urutan sebagai berikut :
BAB I Menguraikan
latar belakang penulisan, tujuan penulisan,
rumusan
masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika
penulisan.
BAB II Menguraikan
definisi, fungsi, karakteristik, prinsip dasar, dan
komponen
dari starting system.
BAB III Menguraikan
waktu dan tempat penulisan serta diagram alir
Penelitian.
BAB IV Membahas
jenis motor starter serta cara kerjanya.
BAB V Pada
bab terakhir berisi kesimpulan dari tulisan ini dan
saran-saran
serta kritik yang bersifat membangun bagi
penulis.
BAB II STUDI PUSTAKA
II.1.
Starting System
II.1.1. Definisi
Sistem starter adalah bagian dari sistem pada
kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan
siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel,
engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran
dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.
Suatu mesin tidak dapat
mulai hidup (start) dengan serndirinya, maka mesin tersebut memerlukan
tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk
menghidupkan. Dari beberapa cara yang ada , mobil pada umumnya menggunakan
motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch yang memindahkan gigi
pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan ke pada bagian luar
dari fly wheel, sehingga ring gear berputar ( dan juga poros engkol
). Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga
yang kecil yang tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan
ialah bahwa motor starter harus sekecil mungkin. Untuk itulah , motor
serie DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.
II.1.2. Prinsip Dasar
Ketika arus
mengalir dalam suatu konduktor, Sebuah medan magnet yang dihasilkan dalam arah
yang ditunjukkan dalam ilustrasi di bawah ini sesuai dengan aturan Ampere dari
sekrup kanan.
Jika konduktor ditempatkan antara Utara dan kutub Selatan magnet permanen, garis-garis gaya magnet yang dihasilkan oleh arus listrik dalam konduktor dan garis-garis gaya magnet dari magnet permanen mengganggu satu sama lain, menyebabkan fluks magnetik untuk meningkatkan dalam bawah konduktor dan penurunan atas konduktor. Kita dapat memikirkan fluks magnet sebagai band karet yang telah membentang. Jadi, fluks magnet, kekuatan yang cenderung menarik garis lurus, Apakah kuat di bagian bawah konduktor. Efek dari ini adalah bahwa konduktor dikenakan kekuatan yang cenderung mendorong ke atas (aturan tangan kiri Flemming).
Sebuah loop kawat ditempatkan di antara kutub-kutub
magnet permanen akan mulai memutar ketika arus diterapkan. Hal ini karena
arus mengalir dalam arah berlawanan pada setiap sisi dari loop, pasukan jadi sama
dan berlawanan akan dihasilkan oleh perpotongan garis-garis gaya magnet dari
kawat dengan orang-orang dari magnet. Akibatnya, loop kawat akan memutar
searah jarum jam.
Dengan waktu yang benar, bergantian membalik arah arus menggunakan komutator akan memaksa loop untuk terus berputar dalam arah yang sama. Gambar di bawah mengilustrasikan model sederhana operasi motor.
Dalam sebuah motor yang sebenarnya, beberapa set
kumparan digunakan untuk menghilangkan penyimpangan rotasi dan mempertahankan
kecepatan konstan tetapi prinsip kerjanya adalah sama. Selanjutnya, motor
DC dimasukkan ke dalam motor starter menggunakan beberapa disebut ( field coils)
yang terhubung secara seri dengan gulungan dinamo bukan beberapa magnet
permanen.
II.1.3. Fungsi
Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya
tanpa adanya alat penggerak tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya
proses pada motor bakar. Sistem stater pada motor bakar berfungsi sebagai
penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang
bakar. Motor stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanan-tahanan
motor misalnya :
-
Tekanan kompresi
-
Gesekan pada semua bagian yang bergerak
-
Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.
II.1.4. Karakteristik
Motor DC seri digunakan dalam starter motor memiliki
karakteristik operasional berikut:
1.
Hubungan antara kecepatan starter , torsi dan
arus.
Sirkuit motor pada dasarnya terdiri hanya dengan koil. Nilai hambatan di
dalam sirkuit sangat kecil karena hanya nilai hambatan koil yang ada dalam
sirkuit. Sesuai dengan hukum Ohm nilai arus meningkat bila tegangan baterai (
12 V) konstan dan nilai hambatan kecil. Maka arus mengalir ke starter dalam
jumlah besar, dan torsi maksimum timbul saat setelah starter mulai
berputar.Karena motor dan generator mempunyai konstruksi yang sama, arah gaya
lawan elektromotif timbul bila motor berputar, sehingga mempengaruhi arus untuk
mengalir dengan lembut. Karena gaya lawan elektromotif menjadi lebih besar saat
kecepatan starter meningkat, arus masuk motor menjadi lebih kecil , torsi dan
arus masuk berkurang.
REFERENSI:
• Ratio ring gear ke gigi pinion starter kurang lebih 1:10 sampai 1:15.
• Output menjadi rendah sesaat setelah starter mulai berputar karena torsi besar dan kecepatan starter rendah, tetapi output meningkat ke tingkat maksimum sesuai dengan perubahan torsi dan kecepatan starter , kemudian
REFERENSI:
• Ratio ring gear ke gigi pinion starter kurang lebih 1:10 sampai 1:15.
• Output menjadi rendah sesaat setelah starter mulai berputar karena torsi besar dan kecepatan starter rendah, tetapi output meningkat ke tingkat maksimum sesuai dengan perubahan torsi dan kecepatan starter , kemudian
menurun. Output mengikuti kurva seperti ditunjukkan dalam gambar sesuai
dengan perubahan torsi dan kecepatan starter.
2.
Hubungan antara arus dan
tegangan.
Bila starter mulai bergerak tegangan terminal baterai menurun karena arus
mengalir dalam jumlah besar. Bila arus yang mengalir dalam jumlah besar maka
hambatan internal baterai tidak bisa diabaikan. Sesuai dengan hukum Ohm
tegangan turun lebih besar bila nilai arus lebih besar. Penurunan tegangan
berkurang saat aliran arus berkurang dan tegangan baterai kembali normal.
II.1.5. Komponen utama starting syatem
Komponen-komponen
utama electrical starting system
adalah:
1. Battery (accu)
2. Starting motor dengan solenoid switch
3. Starter switch
4. Wire & kabel (kabel besar
& kecil)
II.1.6. Komponen utama motor starter
1.
Yoke dan Pole Core
Yoke dibuat dari logam yang berbentuk
silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup.
Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan
magnet yang ditimbulkan oleh field coil.
2. Field Coil
Field coil dibuat dari lempengan tembaga, dengan maksud dapat
memungkinkan mengalirnya arus listrik yang cukup kuat/besar. Field coil
berfungsi untuk dapat membangkit medan magnet. Pada starter biasanya
digunakan empat field coil yang berarti mempunyai empat
core.
core.
3. Armature dan Shaft
Armature
terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros,komulator
serta kumparan armature. Dan berfungsi untuk merubah energi listrik
menjadi energi mekanik, dalam bentuk gerak putar.
4. Brush
Brush terbuat
dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field
coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki
empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
·
Dua buah disebut dengan brush positif.
·
Dua buah disebut dengan brush negative
5. Armature Brake
Armature brake
berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan
dengan roda penerus.
6. Drive Lever
Drive lever
berfungsi untuk mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda
penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
7. Sarter Clutch
Sarter clutch
berfugsi untuk memindahkan momen puntir shaft kepada roda penerus, sehingga
dapat berputar. Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengaman dari
armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear.
8. Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan
pinion gear ke/dari roda penerus, sekaligus berfungsi untuk memutus dan menghubungkan terminal C dengan
terminal 30 sehingga arus langsung mengalir ke field coil sehingga medan magnet yang terjadi
sangat besar.
Bagian – Bagian Selenoid
·
Pull In
Coil :
Pull in coil adalah suatu kumparan yang bila dialiri arus listrik menimbulkan
medan magnet yang berfungsi untuk mendorong plunyer sehingga gear pinion berhubungan dengan fly
wheel.
·
Hold In
Coil :
Hold ini coil suatu kumparan yang bila dialiri arus listrik menimbulkan
medan magnet yang berfungsi untuk menahan plunyer sehingga mempertahankan gear pinion dengan fly wheeltetap berkaitan.
BAB III Metode Penelitian
III.1. Waktu
dan Tempat Pengerjaan
·
12 Oktober 2011 : di Kampus
Laporan
tentang judul yang akan dibahas pada Tugas Besar.
·
13 Oktober 2011 : di Perspustakaan
Mencari
bahan untuk materi yang dibahas pada Tugas Besar.
·
25 Oktober 2011 : di Rumah
Mulai
mengerjakan Tugas Besar.
·
November 2011 : di Rumah dan Kampus
Pengerjaan
Tugas Besar.
·
Awal Desember 2011 : di Kampus
Bimbingan.
·
05 Desember 2011 : di Rumah dan tempat jilid
Pencetakan
dan penjilidan.
·
07 Desember 2011 : di Kampus
Pengumpulan
Tugas Besar.
III.2. Alat
yang Digunakan
·
Buku
·
Laptop
·
Internet
Oktober 2011 : Mulai mencari literatur.
|
12 Oktober 2011 : Laporan judul yang akan dibahas.
|
November 2011 : Mulai penulisan.
|
Oktober 2011 : Persiapan alat dan bahan yang mendukung
penulisan.
|
07 Desember 2011 : Dikumpulan
|
01 Desember 2011 : Bimbingan terhadap hasil penulisan
dan materi bahasan.
|
BAB
IV Hasil dan Pembahasan
IV.1. Jenis
Motor Starter
1. Tipe
Konvensional.
• Roda gigi pinion terletak
pada sumbu yang sama dengan armatur dan berputar dalam kecepatan yang sama.
• Tuas penggerak dihubungkan dengan plunger switch magnet untuk mendorong roda gigi pinion dan agar terhubung dengan ring gear.
• Tuas penggerak dihubungkan dengan plunger switch magnet untuk mendorong roda gigi pinion dan agar terhubung dengan ring gear.
Cara Kerja :
1. Pengapian Beralih Dalam Posisi START
Ketika saklar kunci kontak diputar ke posisi START, arus listrik dari baterai melewati
terminal 50 ke hod in coil dan pull in coil. Dari pull in coil, arus kemudian mengalir ke field coil dan armature
coil melalui Terminal C.
Pada titik ini drop tegangan pull in
coil menjaga jumlah arus listrik yang mengalir melalui komponen motor (field
coil dan armature) kecil, jadi motor berputar pada kecepatan yang lebih
rendah. Pada saat yang sama, medan magnet yang dihasilkan oleh hold in
coil dan pull in coil menarik plunger ke arah yang tepat terhadap pegas
pembalik. Gerakan ini menyebabkan gigi pinion untuk bergerak ke kiri, melalui
tuas drive dan mesh dengan gigi
cincin. Kecepatan motor rendah starter di tahap ini berarti bahwa gigi
jalan lancar. Splines sekrup membantu roda gigi pinion dan cincin agar
berkaitan lebih lembut.
2.
Pinion
Dan Ring gears berkaitan penuh.
Ketika
saklar magnetik dan splines sekrup telah mendorong gigi pinion keposisi di mana
ia berkaiatan penuh dengan roda gigi cincin, pelat kontak terletak pada ujung
plunger dan saklar utama yaitu menghubungkan antara terminal 30 dan terminal C
menyebabkan hubungan arus pendek. Lebih berat saat melewati motor starter, yang
menyebabkan motor untuk memutar dengan torsi lebih besar. Splines sekrup membantu gigi pinion
berkaitan lebih aman dengan gigi cincin. Pada saat yang sama, tingkat
tegangan pada kedua ujung pull in coil menjadi sama sehingga tidak ada arus mengalir
melalui kumparan ini. Oleh
karena itu plunger diadakan dalam posisi hanya oleh gaya magnet yang diberikan
oleh hold in coil.
3.
Pengapian
Beralih Dalam Posisi ON
Pengapian beralih kembali ke posisi ON
dari posisi START dari tegangan yang diterapkan ke Terminal 50. Saklar utama tetap tertutup, namun arus mengalir dari Terminal C untuk hold in
coil melalui kumparan
pull-in coil. Karena arus mengalir melalui kumparan
hod in coil arah yang sama seperti ketika saklar pengapian dalam posisi START,
ini menghasilkan gaya magnet yang menarik plunger. Dalam pull-in coil, di sisi lain, aliran
arus dalam arah yang berlawanan, membangkitkan kekuatan magnetik yang mencoba
untuk menarik plunger ke posisi semula.
Medan
magnet yang dibentuk oleh dua kumparan membatalkan satu sama lainnya, jadi
plunger ditarik mundur oleh pegas pembalik. Oleh karena itu, arus berat yang telah dipasok ke
motor dipotong dan plunger menarik pinion gear untuk melepaskan kaitannya
dengan ring gear.
2. Tipe Reduksi.
• Starter tipe reduksi memakai motor kompak putaran tinggi (compact high-speed motor).
• Starter tipe reduksi meningkatkan torsi dengan mengurangi kecepatan putaran armatur melalui roda gigi reduksi.
• Plunyer switch magnet secara langsung mendorong roda gigi pinion yang terletak pada sumbu yang sama untuk melepas dan menghubungkan dengan ring gear.
• Starter tipe reduksi memakai motor kompak putaran tinggi (compact high-speed motor).
• Starter tipe reduksi meningkatkan torsi dengan mengurangi kecepatan putaran armatur melalui roda gigi reduksi.
• Plunyer switch magnet secara langsung mendorong roda gigi pinion yang terletak pada sumbu yang sama untuk melepas dan menghubungkan dengan ring gear.
Cara Kerja :
1.
Pengapian
Beralih Dalam Posisi START
Ketika
saklar kunci kontak telah berubah ke posisi START, arus listrik melewati Terminal
50 dari baterai ke hold in coil dan pull in coil. Dari pull in coil arus kemudian mengalir ke kumparan
dinamo dan gulungan medan melalui Terminal C. Motor berputar pada kecepatan
yang lebih rendah pada titik ini, karena energi pull in coil menyebabkan penurunan tegangan yang membatasi
pasokan saat ini ke komponen motor (field coil dan
armature). Yang hold in coil dan pull in coil, pada saat yang
sama mengatur medan magnet yang mendorong plunger ke kiri melawan pegas
kembali. Oleh
karena itu pinion gear bergeser ke kiri sampai berkaitan dengan gigi cincin. Kecepatan motor rendah pada tahap ini
berarti bahwa
kedua gigi jalan lancar. Splines sekrup juga membantu roda gigi
pinion dan cincin untuk berkaitan lebih lancar.
2. Pinion
Dan Cincin Gears Berkaitan Penuh
Ketika
saklar magnetik dan splines sekrup telah mendorong gigi pinion ke posisi di
mana ia berkaitan penuh dengan roda gigi cincin, pelat kontak terletak pada
ujung plunger dan saklar utama yaitu menghubungkan antara terminal 30 dan
terminal C menyebabkan hubungan arus pendek. sehingga sambungan memungkinkan
arus listrik yang lebih besar untuk melewati motor starter, yang menyebabkan
motor untuk memutar dengan torsi lebih besar. Splines sekrup membantu gigi
pinion berputar lebih aman dengan gigi cincin. Pada saat
yang sama, tingkat tegangan pada kedua
ujung pull-in coil menjadi sama sehingga tidak ada arus mengalir melalui
kumparan ini. Oleh karena itu
plunger diadakan dalam posisi hanya oleh
gaya magnet yang diberikan oleh hold in coil.
3.
Pengapian
Beralih Dalam Posisi ON
Menghidupkan
pengapian beralih kembali ke posisi ON dari
start dari tegangan yang diterapkan ke terminal 50. Saklar utama tetap tertutup, namun beberapa
arus mengalir dari Terminal C untuk hold in coil melalui pull-in coil. Karena arus mengalir melalui hold in
coil arah yang sama seperti ketika
saklar pengapian dalam posisi START, ini menghasilkan gaya magnet yang menarik
plunger. Dalam
pull-in coil di sisi lain, aliran arus dalam arah yang berlawanan, membangkitkan
kekuatan magnetik yang mencoba untuk menarik plunger ke posisi semula.
Medan
magnet yang dibentuk oleh dua kumparan tolak menolak satu sama lainnya, jadi
plunger ditarik mundur oleh pegas pembalik. Oleh karena
itu, arus berat yang telah dipasok ke
motor dipotong dan plunger tidak berkaitan roda gigi pinion dan ring gear pada
waktu yang sama. Armature
digunakan di motor starter jenis reduksi memiliki inersia lebih kecil dari
jenis konvensional, jadi gesekan menyebabkan berhenti. Karenanya jenis motor starter tidak
memerlukan mekanisme rem yang digunakan dalam motor starter tipe konvensional.
3.
Tipe Planetary Gear.
• Starter tipe planetary memakai roda gigi planet
untuk mengurangi kecepatan putaran armature.
• Roda gigi pinion terhubung dengan ring gear via tuas penggerak seperti pada tipe konvensional.
• Roda gigi pinion terhubung dengan ring gear via tuas penggerak seperti pada tipe konvensional.
Cara Kerja :
1. Mekanisme
Pengurangan kecepatan
Pengurangan
kecepatan poros armature ini dilakukan dengan tiga roda gigi planetary dan 1
gigi internal. Ketika poros berputar, gear
planetary terletak di arah yang
berlawanan, yang mencoba untuk menyebabkan gigi internal untuk berputar. Namun
sejak internal gigi adalah tetap, roda gigi planet sendiri dipaksa untuk
memutar internal gear. Karena gigi planet yang dipasang pada poros roda
gigi planet, Rotasi roda gigi planet menyebabkan poros roda gigi planet untuk
berubah juga. Rasio gigi dari roda gigi poros armature untuk roda gigi
planet dan internal gear 11:15:43, yang menghasilkan rasio pengurangan sekitar
5, reduksi kecepatan rotasi dari gigi pinion untuk sekitar 1/5 dari kecepatan
aslinya.
·
2. Perangkat Damping
Gear
internal yang biasanya tetap, tetapi jika terlalu banyak torsi diterapkan untuk
starter, gear internal disebabkan untuk memutar, membiarkan torsi kelebihan
untuk melarikan diri dan mencegah kerusakan pada bagian-bagian dinamo dan
lainnya. Gear
internal dihubungkan dengan plat kopling dan plat kopling didorong oleh spring
washer. Jika
torsi kelebihan dibawa untuk menanggung pada gigi internal, pelat kopling
mengatasi kekuatan mendorong dari pegas penahan , menyebabkan gigi internal
untuk memutar, dengan cara ini torsi kelebihan diserap.
4. Tipe planetary reduction-segment conductor (PS)
• Motor tipe planetary reduction-segment conductor (PS) men-start memakai magnet permanent dalam kumparan medannya.
Mekanisme pertautan dan pelepasannya (engagement/disengagement) bekerja dengan cara yang sama dengan tipe planetary.
• Motor tipe planetary reduction-segment conductor (PS) men-start memakai magnet permanent dalam kumparan medannya.
Mekanisme pertautan dan pelepasannya (engagement/disengagement) bekerja dengan cara yang sama dengan tipe planetary.
5. Air Starting System
Gb. 3.42
Skematik Air Starting System
Komponen-konponen utama Air Starting System:
1. Air Tank reservoir (tangki
udara)
2. Push button valve
3. Relay valve
4. Starting motor (cranking motor)
5. Pinion
· Sistem Operasi Air Starting System: Air starting sistem menggunakan
udara bertekanan untuk memutar starting motor, dengan putaran motor (cranking
speed) lebih cepat dari electric starting system.
Air starting sistem lazim
diterapkan pada off highway truck. Kekurangannya adalah sistem ini hanya
mempunyai satu atau dua kali kesempatan untuk menghidupkan engine, jika
dalam kesempatan yang ada engine tidak hidup maka udaranya akan habis
dan starting motor tidak dapat berfungsi.
· Tangki penampung udara: Air tank/reservoir
berfungsi sebagai tempat penampung atau penyimpan udara bertekanan. Sedangkan relay
valve untuk membuka dan menutup mengatur aliran udara ke starting
motor.
· Push Button Valve: On/off push button valve suatu tombol untuk mengatur aliran udara yang
ke relay valve diaphragm.
BAB IV Kesimpulan dan Saran
IV.1. Kesimpulan
Jadi
tipe motor starter yang kami ketahui saat ini ada 5 jenis, yaitu : tipe
konvensional, reduksi, planetary gear, planetary
reduction-segment conductor (PS), dan tipe air system. Masing-masing tipe
memiliki prinsip kerja yang tidak jauh berbeda atau bisa disebut mempunyai
prinsip kerja yang sama, yang membedakan
hanya konstruksi dan tanbahan komponen untuk memaksimalkan kerjanya.
IV.2. Saran
Kami
menyadari karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
meminta kritik dan saran dari pembaca untuk membangun kami ke arah yang lebih
baik.
Daftar Referensi
·
Sumber : Modul
Memperbaiki Kerusakan Sistem Starter, Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
·
m.edukasi.net
Langganan:
Postingan (Atom)