Minggu, 26 Mei 2013

renungan sesaat

kadang atau bahkan sering gw merasa ngga berarti buat orang lain, karena apa yang gw lakuin mungkin ngga berarti buat dia, emg apa yang mnurut kita baik belum tentu baik buat dia, tapi ngga boleh nyerah karena gw yakin ngga ada yang sia-sia di dunia ini, semua hal baik maupun buruk akan ada hikmah yang membuat gw lebih baik

Sabtu, 02 Februari 2013

travel system monitoring


    TRAVEL SYSTEM MONITORING

















OKY ANGGA PRIATAMA
RAHMAT RUDIYANA
3 P
MATA KULIAH ELECTRIC AND ELECTRONIC

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

 Komponen Output

      Komponen Control

 Input

Monitoring System







                                                                                                           
Sistem pengontrolan secara elektronik ini menggunakan tiga syarat utama yaitu harus ada input, kontrol dan output yang masing-masing menjalankan fungsinya sehingga sistemnya bekerja dengan baik. Seorang serviceman harus mengerti sistem dari masing-masing pengontrol tersebut karena banyak jenis pengontrol yang dipakai oleh Caterpillar untuk masing-masing machine.

Komponen Input
Komponen-komponen tersebut antara lain adalah: switch, sender, dan sensor. Seorang serviceman harus bisa membedakan dan mengetahui cara kerja dari masing-masing komponen input tersebut untuk memudahkan troubleshootingnya.
1.     Switch
a.    Uncommited Switch
b.     Progamming Switch
c.      Service Switch
2.     Sender
a.     Sender 0 sampai 240 Ohm
b.     Sender 70 sampai 800 Ohm
3.     Sensor
Sensor mengukur parameter secara fisik seperti kecepatan, temperature, tekanan dan posisi. Sebuah sensor elektronik merubah parameternya secara fisik menjadi sinyal elektronik, sinyal ini proporsional terhadap kondisi parameternya.
Pada sistem elektronik Caterpillar, sensor digunakan untuk memantau sistem-sistem yang ada di machinenya dengan perubahan yang tetap. Sinyal elektronik ini mewakili perubahan yang diukur, sinyal ini dimodulasikan dalam tiga cara yaitu:
v  Modulasi frekwensi mewakili parameter dari tingkat frekwensi
v  Modulasi PWM mewakili parameter duty cycle
v  Modulasi analog mewakili parameter dari tingkat tegangannya

Di dalam bagian ini akan dijelaskan dari sensor input yaitu sensor frekwensi. Sistem pengontrolan elektronik ini menggunakan bermacam-macam komponen untuk mengukur kecepatan. Yang paling banyak adalah dipakai dua tipe yaitu tipe sensor magnetic dan hall effect
·   Sensor tipe magnetic








Gb. 2.16 Sensor Tipe Magnetic

Dalam sistem yang tidak terlalu terpengaruh terhadap kecepatan rendah (dibawah 500 rpm) bisa menggunakan tipe ini.
Sensor ini memberikan informasi kecepatan di atas 600 rpm secara akurat tetapi tidak di bawah 600 rpm, sehingga main display menggunakannya untuk tachometer engine atau ECM transmisi menggunakannya untuk mengetahui kecepatan gear intermediate dari output transmissi dan lain-lain keperluan.
Sensor ini termasuk sensor pasif karena tidak membutuhkan tegangan input untuk memproses sinyalnya. Dan juga sensor tersebut merubah gerakan mekanikal menjadi teganagn AC, karena didalamnya terdapat coil, core dan magnet sehingga hampir menyerupai generator kecil.
Cara kerjanya yaitu saat gear memotong medan magnet permanent di dalam sensor terbangkitlah tegangan AC dalam coil dan diikuti oleh frekwensinya. Frekwensi tersebut proporsional terhadap kecepatan dan ECM menggunakan frekwensi tersebut untuk membandingkan dengan data yang tersimpan dalam ECM.
Untuk mengetahui kondisi baik dan tidaknya sensor tersebut kita bisa mengukurnya secara statis dan dinamis, yaitu pada saat dilepas dari harnessnya dan engine dalam keadaan mati kita bisa mengukur nilai tahanan coilnya antara 100 sampai 500-Ohm sesuai besar kecilnya sensor. Dan pada saat tersambung dengan harnesnya dengan engine dalam keadaan hidup dengan menggunakan probe tester kita bisa mengukur tegangan AC nya dan frekwensinya yang timbul antara terminal 1 dan 2.

·   Sensor Tipe Hall Effect
Pada sistem dimana kecepatan rendah sangat berpengaruh oleh informasi ECM maka digunakanlah tipe hall effect. ECM transmission dan engine menggunakannya untuk mendeteksi kecepatan tiap posisi dan timing. Kedua sensor sama-sama mempunyai hall cell di kedua ujung kepalanya.














Gb. 2.17 Speed Sensor

Cara kerjanya yaitu sewaktu gear memotong medan magnet yang terdapat di hall cell terbangkitlah sinyal yang kecil, lalu sinyal tersebut dikirim ke amplifier yang terdapat di sensor itu juga dan menjadi sinyal PWM yang cukup kuat dan seterusnya dikirim ke kontrol untuk diproses selanjutnya. Karena sinyalnya berpulsa maka terdapat duty cycle dan disebut sinyal digital.





Sesuai dengan namanya maka output sensor ini yang berupa frekwensi yang sebagai acuan dalam referensi oleh kontrolnya untuk kecepatan sedangkan duty cycle dipakai untuk menentukan timing.
Sensor ini sangat akurat dalam mendeteksi kecepatan karena outputnya tidak tergantung oleh kecepatan, dan dapat mendeteksi kecepatan mulai dari 0 rpm dalam temperature yang bervariasi.
Hall effect sensor ini dapat memberikan output yang baik jika dalam pemasangannya tanpa ada celah di gearnya.

Komponen Kontrol
Di dalam komponen kontrol tersebut terdapat komponen–komponen layaknya sebuah komputer canggih yaitu power supply elektronik, central processing unit dan memory dari input sensor. Dan melakukan komunikasi dengan kabel data link dua arah.
Kontrol tersebut memperoses sinyal–sinyal yang diberikan oleh komponen–komponen input. Macam–macam kontrol yang dipakai tergantung dari penggunaan serta tipe dari input dan outputnya.

·   VIMS (Vital Information Monitoring System)
Biasanya dipasang pada peralatan yang besar seperti off highway truck, large excavator serta large whell loader. Fungsinya untuk memantau semua sistem dan memberikan katagori warning level serta bisa diprogram untuk mengatur sistem lubrikasi secara otomatis. Kontrol ini mempunyai bermacam–macam tipe dari input sensornya, mengolahnya serta membaginya ke komponen kontrol yang lain sebagai referensi melalui kabel data link atau menuju main display. Kontrol modul ini juga membutuhkan battery Lithium sebesar 3 Volt untuk memback- up memory sewaktu disconnect switchnya diposisikan off.







Gb. 2.26 VIMS (Vital Information Monitoring System)

Sistem Monitoring
Electronic Monitoring System























Gb. 2.33 Skematik Caterpillar Monitoring System









Monitoring pada excavator 315DL

Selasa, 20 November 2012

starting system



TUGAS BESAR
PENDIDIKAN KARAKTER
STARTING SYSTEM
Disusun oleh :
1.      Muhammad Gozali                      6211200017
2.      Rahmat Rudiyana                        6211200004

JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI ALAT BERAT
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


                                BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
            Judul Tugas Besar yang kami pilih adalah Starting System, karena kami merasa tertarik untuk mendalami materi ini. Materi ini terbilang sederhana tapi rumit dan harus dengan keseriusan untuk mempelajarinya. Dan selama ini kami kurang mengetahui jenis dan cara kerja Starting System, maka dari itu kami memilih judul ini agar lebih tahu dan terbuka dengan apa itu Starting System.

I.2. Tujuan Penulisan
            Adapun maksud dan tujuan kami menulis Tugas Besar ini adalah :
1.      Sebagai tugas untuk mendapatkan nilai mata kuliah Pendidikan Karakter semester 1.
2.      Sebagai media pembelajaran bagi kami dan teman-teman.
3.      Memberikan informasi tentang Starting System kepada pembaca.

I.3. Rumusan Masalah
            Karya tulis ini hanya membahas tentang starting system, mulai dari definisi, fungsi, komponen, jenis motor starter, dan cara kerja motor starter.

I.4. Metode Pengumpulan Data
            Data yang disajikan dalam karya tulis ini diperoleh dengan berbagai cara. Pertama, dengan membaca buku yang sesuai dengan materi ini. Kedua, dengan browsing di internet untuk mendapat materi yang relevan.

I.5. Sistematika Penulisan
            Karya tulis ini ditulis dengan urutan sebagai berikut :
BAB I              Menguraikan latar belakang penulisan, tujuan penulisan,
rumusan masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika
penulisan.
BAB II             Menguraikan definisi, fungsi, karakteristik, prinsip dasar, dan
                        komponen dari starting system.
BAB III            Menguraikan waktu dan tempat penulisan serta diagram alir
Penelitian.
BAB IV                        Membahas jenis motor starter serta cara kerjanya.
BAB V             Pada bab terakhir berisi kesimpulan dari tulisan ini dan
                        saran-saran serta kritik yang bersifat membangun bagi
penulis.








BAB II STUDI PUSTAKA
II.1. Starting System
II.1.1. Definisi
            Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.
Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan serndirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa cara yang ada , mobil pada umumnya menggunakan motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan ke pada bagian luar dari fly wheel, sehingga ring gear berputar ( dan juga poros engkol ). Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa motor starter harus sekecil mungkin. Untuk itulah , motor serie DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.

            II.1.2. Prinsip Dasar
            Ketika arus mengalir dalam suatu konduktor, Sebuah medan magnet yang dihasilkan dalam arah yang ditunjukkan dalam ilustrasi di bawah ini sesuai dengan aturan Ampere dari sekrup kanan.

Jika konduktor ditempatkan antara Utara dan kutub Selatan magnet permanen, garis-garis gaya magnet yang dihasilkan oleh arus listrik dalam konduktor dan garis-garis gaya magnet dari magnet permanen mengganggu satu sama lain, menyebabkan fluks magnetik untuk meningkatkan dalam bawah konduktor dan penurunan atas konduktor. Kita dapat memikirkan fluks magnet sebagai band karet yang telah membentang. Jadi, fluks magnet, kekuatan yang cenderung menarik garis lurus, Apakah kuat di bagian bawah konduktor. Efek dari ini adalah bahwa konduktor dikenakan kekuatan yang cenderung mendorong ke atas (aturan tangan kiri Flemming).

Sebuah loop kawat ditempatkan di antara kutub-kutub magnet permanen akan mulai memutar ketika arus diterapkan. Hal ini karena arus mengalir dalam arah berlawanan pada setiap sisi dari loop, pasukan jadi sama dan berlawanan akan dihasilkan oleh perpotongan garis-garis gaya magnet dari kawat dengan orang-orang dari magnet. Akibatnya, loop kawat akan memutar searah jarum jam.


Dengan waktu yang benar, bergantian membalik arah arus menggunakan komutator akan memaksa loop untuk terus berputar dalam arah yang sama. Gambar di bawah mengilustrasikan model sederhana operasi motor.

Dalam sebuah motor yang sebenarnya, beberapa set kumparan digunakan untuk menghilangkan penyimpangan rotasi dan mempertahankan kecepatan konstan tetapi prinsip kerjanya adalah sama. Selanjutnya, motor DC dimasukkan ke dalam motor starter menggunakan beberapa disebut ( field coils) yang terhubung secara seri dengan gulungan dinamo bukan beberapa magnet permanen.






            II.1.3. Fungsi
            Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar. Sistem stater pada motor bakar berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanan-tahanan motor misalnya :
-      Tekanan kompresi
-      Gesekan pada semua bagian yang bergerak
-      Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.

            II.1.4. Karakteristik
Motor DC seri digunakan dalam starter motor memiliki karakteristik operasional berikut:
1.       Hubungan antara kecepatan starter , torsi dan arus.
Sirkuit motor pada dasarnya terdiri hanya dengan koil. Nilai hambatan di dalam sirkuit sangat kecil karena hanya nilai hambatan koil yang ada dalam sirkuit. Sesuai dengan hukum Ohm nilai arus meningkat bila tegangan baterai ( 12 V) konstan dan nilai hambatan kecil. Maka arus mengalir ke starter dalam jumlah besar, dan torsi maksimum timbul saat setelah starter mulai berputar.Karena motor dan generator mempunyai konstruksi yang sama, arah gaya lawan elektromotif timbul bila motor berputar, sehingga mempengaruhi arus untuk mengalir dengan lembut. Karena gaya lawan elektromotif menjadi lebih besar saat kecepatan starter meningkat, arus masuk motor menjadi lebih kecil , torsi dan arus masuk berkurang.
REFERENSI:
• Ratio ring gear ke gigi pinion starter kurang lebih 1:10 sampai 1:15.
• Output menjadi rendah sesaat setelah starter mulai berputar karena torsi besar dan kecepatan starter rendah, tetapi output meningkat ke tingkat maksimum sesuai dengan perubahan torsi dan kecepatan starter , kemudian

menurun. Output mengikuti kurva seperti ditunjukkan dalam gambar sesuai dengan perubahan torsi dan kecepatan starter.

2.      Hubungan antara arus dan tegangan.
Bila starter mulai bergerak tegangan terminal baterai menurun karena arus mengalir dalam jumlah besar. Bila arus yang mengalir dalam jumlah besar maka hambatan internal baterai tidak bisa diabaikan. Sesuai dengan hukum Ohm tegangan turun lebih besar bila nilai arus lebih besar. Penurunan tegangan berkurang saat aliran arus berkurang dan tegangan baterai kembali normal.
II.1.5. Komponen utama starting syatem
            Komponen-komponen utama electrical starting system adalah:
1.    Battery (accu)
2.    Starting motor dengan solenoid switch
3.    Starter switch
4.    Wire & kabel (kabel besar & kecil)


II.1.6. Komponen utama motor starter
1.      Yoke dan Pole Core
Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.
 


2.      Field Coil
Field coil dibuat dari lempengan tembaga, dengan maksud dapat memungkinkan mengalirnya arus listrik yang cukup kuat/besar. Field coil berfungsi untuk dapat membangkit medan magnet. Pada starter biasanya digunakan empat field coil yang berarti mempunyai empat
core.

 

 
3.       Armature dan Shaft
Armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros,komulator serta kumparan armature. Dan berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk gerak putar.
 


4.       Brush
Brush terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
·         Dua buah disebut dengan brush positif.
·         Dua buah disebut dengan brush negative


5.      Armature Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.

6.      Drive Lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
 




7.      Sarter Clutch
Sarter clutch berfugsi untuk memindahkan momen puntir shaft kepada roda penerus, sehingga dapat berputar. Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengaman dari armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear.
 




8.      Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda penerus, sekaligus berfungsi untuk memutus dan menghubungkan terminal C dengan terminal 30 sehingga arus langsung mengalir ke field coil sehingga medan magnet yang terjadi sangat besar.
Bagian – Bagian Selenoid
·         Pull In Coil :
Pull in coil adalah suatu kumparan yang bila dialiri arus listrik menimbulkan medan magnet yang berfungsi untuk mendorong plunyer sehingga gear pinion berhubungan dengan fly wheel.
·         Hold In Coil :
Hold ini coil suatu kumparan yang bila dialiri arus listrik menimbulkan  medan magnet yang  berfungsi untuk menahan plunyer sehingga mempertahankan gear pinion dengan fly wheeltetap berkaitan.
BAB III Metode Penelitian
III.1. Waktu dan Tempat Pengerjaan
·         12 Oktober 2011 : di Kampus
Laporan tentang judul yang akan dibahas pada Tugas Besar.
·         13 Oktober 2011 : di Perspustakaan
Mencari bahan untuk materi yang dibahas pada Tugas Besar.
·         25 Oktober 2011 : di Rumah
Mulai mengerjakan Tugas Besar.
·         November 2011 : di Rumah dan Kampus
Pengerjaan Tugas Besar.
·         Awal Desember 2011 : di Kampus
Bimbingan.
·         05 Desember 2011 : di Rumah dan tempat jilid
Pencetakan dan penjilidan.
·         07 Desember 2011 : di Kampus
Pengumpulan Tugas Besar.

III.2. Alat yang Digunakan
·         Buku
·         Laptop
·         Internet





Oktober 2011 : Mulai mencari literatur.
12 Oktober 2011 : Laporan judul yang akan dibahas.
III.3. Diagram Alir Penulisan
November 2011 : Mulai penulisan.
Oktober 2011 : Persiapan alat dan bahan yang mendukung penulisan.
 


                                     
07 Desember 2011 : Dikumpulan
01 Desember 2011 : Bimbingan terhadap hasil penulisan dan materi bahasan.
                                               

                                               











                        BAB IV Hasil dan Pembahasan                       
IV.1. Jenis Motor Starter
1.      Tipe Konvensional.
• Roda gigi pinion terletak pada sumbu yang sama dengan armatur dan berputar dalam kecepatan yang sama.
• Tuas penggerak dihubungkan dengan plunger switch magnet untuk mendorong roda gigi pinion dan agar terhubung dengan ring gear.
Cara Kerja :
1.      Pengapian Beralih Dalam Posisi START

Ketika saklar kunci kontak diputar  ke posisi START, arus listrik dari baterai melewati terminal 50 ke hod in coil dan pull in coil. Dari pull in coil, arus  kemudian mengalir ke field coil dan armature coil melalui Terminal C.

Pada titik ini drop tegangan pull in coil menjaga jumlah arus listrik yang mengalir melalui komponen motor (field coil dan armature) kecil, jadi motor berputar pada kecepatan yang lebih rendah. Pada saat yang sama, medan magnet yang dihasilkan oleh hold in coil dan pull in coil menarik plunger ke arah yang tepat terhadap pegas pembalik. Gerakan ini menyebabkan gigi pinion untuk bergerak ke kiri, melalui  tuas drive dan mesh dengan gigi cincin. Kecepatan motor rendah starter di tahap ini berarti bahwa gigi jalan lancar. Splines sekrup membantu roda gigi pinion dan cincin agar berkaitan lebih lembut.

2.    Pinion Dan Ring gears berkaitan penuh.

Ketika saklar magnetik dan splines sekrup telah mendorong gigi pinion keposisi di mana ia berkaiatan penuh dengan roda gigi cincin, pelat kontak terletak pada ujung plunger dan saklar utama yaitu menghubungkan antara terminal 30 dan terminal C menyebabkan hubungan arus pendek. Lebih berat saat melewati motor starter, yang menyebabkan motor untuk memutar dengan torsi lebih besar. Splines sekrup membantu gigi pinion berkaitan lebih aman dengan gigi cincin. Pada saat yang sama, tingkat


tegangan pada kedua ujung pull in coil  menjadi sama sehingga tidak ada arus mengalir melalui kumparan ini. Oleh karena itu plunger diadakan dalam posisi hanya oleh gaya magnet yang diberikan oleh hold in coil.



3.   Pengapian Beralih Dalam Posisi ON

Pengapian beralih kembali ke posisi ON dari posisi START dari tegangan yang diterapkan ke Terminal 50. Saklar utama tetap tertutup, namun  arus mengalir dari Terminal C untuk hold in coil melalui kumparan

pull-in coil. Karena arus mengalir melalui kumparan hod in coil arah yang sama seperti ketika saklar pengapian dalam posisi START, ini menghasilkan gaya magnet yang menarik plunger. Dalam pull-in coil, di sisi lain, aliran arus dalam arah yang berlawanan, membangkitkan kekuatan magnetik yang mencoba untuk menarik plunger ke posisi semula.
Medan magnet yang dibentuk oleh dua kumparan membatalkan satu sama lainnya, jadi plunger ditarik mundur oleh pegas pembalik. Oleh karena itu, arus berat yang telah dipasok ke motor dipotong dan plunger menarik pinion gear untuk melepaskan kaitannya dengan ring gear.

2.      Tipe Reduksi.
• Starter tipe reduksi memakai motor kompak putaran tinggi (compact high-speed motor).
• Starter tipe reduksi meningkatkan torsi dengan mengurangi kecepatan putaran armatur melalui roda gigi reduksi.
• Plunyer switch magnet secara langsung mendorong roda gigi pinion yang terletak pada sumbu yang sama untuk melepas dan menghubungkan dengan ring gear.

Cara Kerja :
1.   Pengapian Beralih Dalam Posisi START

Ketika saklar kunci kontak telah berubah ke posisi START, arus listrik melewati Terminal 50 dari baterai ke hold in coil dan pull in coil. Dari pull in coil arus kemudian mengalir ke kumparan dinamo dan gulungan medan melalui Terminal C. Motor berputar pada kecepatan yang lebih rendah pada titik ini, karena energi pull in coil  menyebabkan penurunan tegangan yang membatasi pasokan saat ini ke komponen motor (field coil dan

armature). Yang hold in coil dan pull in coil, pada saat yang sama mengatur medan magnet yang mendorong plunger ke kiri melawan pegas kembali. Oleh karena itu pinion gear bergeser ke kiri sampai berkaitan dengan gigi cincin. Kecepatan motor rendah pada tahap ini berarti bahwa
kedua gigi jalan lancar. Splines sekrup juga membantu roda gigi pinion dan cincin untuk berkaitan lebih lancar.

2. Pinion Dan Cincin Gears Berkaitan Penuh

Ketika saklar magnetik dan splines sekrup telah mendorong gigi pinion ke posisi di mana ia berkaitan penuh dengan roda gigi cincin, pelat kontak terletak pada ujung plunger dan saklar utama yaitu menghubungkan antara terminal 30 dan terminal C menyebabkan hubungan arus pendek. sehingga sambungan memungkinkan arus listrik yang lebih besar untuk melewati motor starter, yang menyebabkan motor untuk memutar dengan torsi lebih besar. Splines sekrup membantu gigi pinion berputar lebih aman dengan gigi cincin. Pada saat

yang sama, tingkat tegangan pada kedua ujung pull-in coil menjadi sama sehingga tidak ada arus mengalir melalui kumparan ini.  Oleh karena itu
plunger diadakan dalam posisi hanya oleh gaya magnet yang diberikan oleh hold in coil.

3.   Pengapian Beralih Dalam Posisi ON

Menghidupkan pengapian beralih kembali ke posisi ON dari  start dari tegangan yang diterapkan ke terminal 50. Saklar utama tetap tertutup, namun beberapa arus mengalir dari Terminal C untuk hold in coil melalui pull-in coil. Karena arus mengalir melalui hold in coil  arah yang sama seperti ketika saklar pengapian dalam posisi START, ini menghasilkan gaya magnet yang menarik plunger. Dalam pull-in coil di sisi lain, aliran arus dalam arah yang berlawanan, membangkitkan kekuatan magnetik yang mencoba untuk menarik plunger ke posisi semula.
 Medan magnet yang dibentuk oleh dua kumparan tolak menolak satu sama lainnya, jadi plunger ditarik mundur oleh pegas pembalik. Oleh karena
itu, arus berat yang telah dipasok ke motor dipotong dan plunger tidak berkaitan roda gigi pinion dan ring gear pada waktu yang sama. Armature digunakan di motor starter jenis reduksi memiliki inersia lebih kecil dari jenis konvensional, jadi gesekan menyebabkan berhenti. Karenanya jenis motor starter tidak memerlukan mekanisme rem yang digunakan dalam motor starter tipe konvensional.


3. Tipe Planetary Gear.
• Starter tipe planetary memakai roda gigi planet untuk mengurangi kecepatan putaran armature.
• Roda gigi pinion terhubung dengan ring gear via tuas penggerak seperti pada tipe konvensional.

Cara Kerja :
1. Mekanisme Pengurangan kecepatan
Pengurangan kecepatan poros armature ini dilakukan dengan tiga roda gigi planetary dan 1 gigi internal. Ketika poros berputar, gear
planetary terletak di arah yang berlawanan, yang mencoba untuk menyebabkan gigi internal untuk berputar. Namun sejak internal gigi adalah tetap, roda gigi planet sendiri dipaksa untuk memutar internal gear. Karena gigi planet yang dipasang pada poros roda gigi planet, Rotasi roda gigi planet menyebabkan poros roda gigi planet untuk berubah juga. Rasio gigi dari roda gigi poros armature untuk roda gigi planet dan internal gear 11:15:43, yang menghasilkan rasio pengurangan sekitar 5, reduksi kecepatan rotasi dari gigi pinion untuk sekitar 1/5 dari kecepatan aslinya.


·         2. Perangkat Damping
Gear internal yang biasanya tetap, tetapi jika terlalu banyak torsi diterapkan untuk starter, gear internal disebabkan untuk memutar, membiarkan torsi kelebihan untuk melarikan diri dan mencegah kerusakan pada bagian-bagian dinamo dan lainnya. Gear internal dihubungkan dengan plat kopling dan plat kopling didorong oleh spring washer. Jika torsi kelebihan dibawa untuk menanggung pada gigi internal, pelat kopling mengatasi kekuatan mendorong dari pegas penahan , menyebabkan gigi internal untuk memutar, dengan cara ini torsi kelebihan diserap.



4.      Tipe planetary reduction-segment conductor (PS)
• Motor tipe planetary reduction-segment conductor (PS) men-start memakai magnet permanent dalam kumparan medannya.
Mekanisme pertautan dan pelepasannya (engagement/disengagement) bekerja dengan cara yang sama dengan tipe planetary.




5.    Air Starting System
Gb. 3.42 Skematik Air Starting System

Komponen-konponen utama Air Starting System:
1.      Air Tank reservoir (tangki udara)
2.      Push button valve
3.      Relay valve
4.      Starting motor (cranking motor)
5.      Pinion
·   Sistem Operasi Air Starting System: Air starting sistem menggunakan udara bertekanan untuk memutar starting motor, dengan putaran motor (cranking speed) lebih cepat dari electric starting system.
Air starting sistem lazim diterapkan pada off highway truck. Kekurangannya adalah sistem ini hanya mempunyai satu atau dua kali kesempatan untuk menghidupkan engine, jika dalam kesempatan yang ada engine tidak hidup maka udaranya akan habis dan starting motor tidak dapat berfungsi.

·   Tangki penampung udara: Air tank/reservoir berfungsi sebagai tempat penampung atau penyimpan udara bertekanan. Sedangkan relay valve untuk membuka dan menutup mengatur aliran udara ke starting motor.

·   Push Button Valve: On/off push button valve suatu tombol untuk mengatur aliran udara yang ke relay valve diaphragm.

























BAB IV Kesimpulan dan Saran

IV.1. Kesimpulan
            Jadi tipe motor starter yang kami ketahui saat ini ada 5 jenis, yaitu : tipe konvensional, reduksi, planetary gear, planetary reduction-segment conductor (PS), dan tipe air system. Masing-masing tipe memiliki prinsip kerja yang tidak jauh berbeda atau bisa disebut mempunyai prinsip kerja yang  sama, yang membedakan hanya konstruksi dan tanbahan komponen untuk memaksimalkan kerjanya.

IV.2. Saran
            Kami menyadari karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk membangun kami ke arah yang lebih baik.











Daftar Referensi
·         Sumber : Modul Memperbaiki Kerusakan Sistem Starter, Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif 
·         m.edukasi.net

                                BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
            Judul Tugas Besar yang kami pilih adalah Starting System, karena kami merasa tertarik untuk mendalami materi ini. Materi ini terbilang sederhana tapi rumit dan harus dengan keseriusan untuk mempelajarinya. Dan selama ini kami kurang mengetahui jenis dan cara kerja Starting System, maka dari itu kami memilih judul ini agar lebih tahu dan terbuka dengan apa itu Starting System.

I.2. Tujuan Penulisan
            Adapun maksud dan tujuan kami menulis Tugas Besar ini adalah :
1.      Sebagai tugas untuk mendapatkan nilai mata kuliah Pendidikan Karakter semester 1.
2.      Sebagai media pembelajaran bagi kami dan teman-teman.
3.      Memberikan informasi tentang Starting System kepada pembaca.

I.3. Rumusan Masalah
            Karya tulis ini hanya membahas tentang starting system, mulai dari definisi, fungsi, komponen, jenis motor starter, dan cara kerja motor starter.

I.4. Metode Pengumpulan Data
            Data yang disajikan dalam karya tulis ini diperoleh dengan berbagai cara. Pertama, dengan membaca buku yang sesuai dengan materi ini. Kedua, dengan browsing di internet untuk mendapat materi yang relevan.

I.5. Sistematika Penulisan
            Karya tulis ini ditulis dengan urutan sebagai berikut :
BAB I              Menguraikan latar belakang penulisan, tujuan penulisan,
rumusan masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika
penulisan.
BAB II             Menguraikan definisi, fungsi, karakteristik, prinsip dasar, dan
                        komponen dari starting system.
BAB III            Menguraikan waktu dan tempat penulisan serta diagram alir
Penelitian.
BAB IV                        Membahas jenis motor starter serta cara kerjanya.
BAB V             Pada bab terakhir berisi kesimpulan dari tulisan ini dan
                        saran-saran serta kritik yang bersifat membangun bagi
penulis.








BAB II STUDI PUSTAKA
II.1. Starting System
II.1.1. Definisi
            Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.
Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan serndirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa cara yang ada , mobil pada umumnya menggunakan motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan ke pada bagian luar dari fly wheel, sehingga ring gear berputar ( dan juga poros engkol ). Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa motor starter harus sekecil mungkin. Untuk itulah , motor serie DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.

            II.1.2. Prinsip Dasar
            Ketika arus mengalir dalam suatu konduktor, Sebuah medan magnet yang dihasilkan dalam arah yang ditunjukkan dalam ilustrasi di bawah ini sesuai dengan aturan Ampere dari sekrup kanan.

Jika konduktor ditempatkan antara Utara dan kutub Selatan magnet permanen, garis-garis gaya magnet yang dihasilkan oleh arus listrik dalam konduktor dan garis-garis gaya magnet dari magnet permanen mengganggu satu sama lain, menyebabkan fluks magnetik untuk meningkatkan dalam bawah konduktor dan penurunan atas konduktor. Kita dapat memikirkan fluks magnet sebagai band karet yang telah membentang. Jadi, fluks magnet, kekuatan yang cenderung menarik garis lurus, Apakah kuat di bagian bawah konduktor. Efek dari ini adalah bahwa konduktor dikenakan kekuatan yang cenderung mendorong ke atas (aturan tangan kiri Flemming).

Sebuah loop kawat ditempatkan di antara kutub-kutub magnet permanen akan mulai memutar ketika arus diterapkan. Hal ini karena arus mengalir dalam arah berlawanan pada setiap sisi dari loop, pasukan jadi sama dan berlawanan akan dihasilkan oleh perpotongan garis-garis gaya magnet dari kawat dengan orang-orang dari magnet. Akibatnya, loop kawat akan memutar searah jarum jam.


Dengan waktu yang benar, bergantian membalik arah arus menggunakan komutator akan memaksa loop untuk terus berputar dalam arah yang sama. Gambar di bawah mengilustrasikan model sederhana operasi motor.

Dalam sebuah motor yang sebenarnya, beberapa set kumparan digunakan untuk menghilangkan penyimpangan rotasi dan mempertahankan kecepatan konstan tetapi prinsip kerjanya adalah sama. Selanjutnya, motor DC dimasukkan ke dalam motor starter menggunakan beberapa disebut ( field coils) yang terhubung secara seri dengan gulungan dinamo bukan beberapa magnet permanen.






            II.1.3. Fungsi
            Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar. Sistem stater pada motor bakar berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanan-tahanan motor misalnya :
-      Tekanan kompresi
-      Gesekan pada semua bagian yang bergerak
-      Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.

            II.1.4. Karakteristik
Motor DC seri digunakan dalam starter motor memiliki karakteristik operasional berikut:
1.       Hubungan antara kecepatan starter , torsi dan arus.
Sirkuit motor pada dasarnya terdiri hanya dengan koil. Nilai hambatan di dalam sirkuit sangat kecil karena hanya nilai hambatan koil yang ada dalam sirkuit. Sesuai dengan hukum Ohm nilai arus meningkat bila tegangan baterai ( 12 V) konstan dan nilai hambatan kecil. Maka arus mengalir ke starter dalam jumlah besar, dan torsi maksimum timbul saat setelah starter mulai berputar.Karena motor dan generator mempunyai konstruksi yang sama, arah gaya lawan elektromotif timbul bila motor berputar, sehingga mempengaruhi arus untuk mengalir dengan lembut. Karena gaya lawan elektromotif menjadi lebih besar saat kecepatan starter meningkat, arus masuk motor menjadi lebih kecil , torsi dan arus masuk berkurang.
REFERENSI:
• Ratio ring gear ke gigi pinion starter kurang lebih 1:10 sampai 1:15.
• Output menjadi rendah sesaat setelah starter mulai berputar karena torsi besar dan kecepatan starter rendah, tetapi output meningkat ke tingkat maksimum sesuai dengan perubahan torsi dan kecepatan starter , kemudian

menurun. Output mengikuti kurva seperti ditunjukkan dalam gambar sesuai dengan perubahan torsi dan kecepatan starter.

2.      Hubungan antara arus dan tegangan.
Bila starter mulai bergerak tegangan terminal baterai menurun karena arus mengalir dalam jumlah besar. Bila arus yang mengalir dalam jumlah besar maka hambatan internal baterai tidak bisa diabaikan. Sesuai dengan hukum Ohm tegangan turun lebih besar bila nilai arus lebih besar. Penurunan tegangan berkurang saat aliran arus berkurang dan tegangan baterai kembali normal.
II.1.5. Komponen utama starting syatem
            Komponen-komponen utama electrical starting system adalah:
1.    Battery (accu)
2.    Starting motor dengan solenoid switch
3.    Starter switch
4.    Wire & kabel (kabel besar & kecil)


II.1.6. Komponen utama motor starter
1.      Yoke dan Pole Core
Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.
 


2.      Field Coil
Field coil dibuat dari lempengan tembaga, dengan maksud dapat memungkinkan mengalirnya arus listrik yang cukup kuat/besar. Field coil berfungsi untuk dapat membangkit medan magnet. Pada starter biasanya digunakan empat field coil yang berarti mempunyai empat
core.

 

 
3.       Armature dan Shaft
Armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros,komulator serta kumparan armature. Dan berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk gerak putar.
 


4.       Brush
Brush terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
·         Dua buah disebut dengan brush positif.
·         Dua buah disebut dengan brush negative


5.      Armature Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.

6.      Drive Lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
 




7.      Sarter Clutch
Sarter clutch berfugsi untuk memindahkan momen puntir shaft kepada roda penerus, sehingga dapat berputar. Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengaman dari armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear.
 




8.      Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda penerus, sekaligus berfungsi untuk memutus dan menghubungkan terminal C dengan terminal 30 sehingga arus langsung mengalir ke field coil sehingga medan magnet yang terjadi sangat besar.
Bagian – Bagian Selenoid
·         Pull In Coil :
Pull in coil adalah suatu kumparan yang bila dialiri arus listrik menimbulkan medan magnet yang berfungsi untuk mendorong plunyer sehingga gear pinion berhubungan dengan fly wheel.
·         Hold In Coil :
Hold ini coil suatu kumparan yang bila dialiri arus listrik menimbulkan  medan magnet yang  berfungsi untuk menahan plunyer sehingga mempertahankan gear pinion dengan fly wheeltetap berkaitan.
BAB III Metode Penelitian
III.1. Waktu dan Tempat Pengerjaan
·         12 Oktober 2011 : di Kampus
Laporan tentang judul yang akan dibahas pada Tugas Besar.
·         13 Oktober 2011 : di Perspustakaan
Mencari bahan untuk materi yang dibahas pada Tugas Besar.
·         25 Oktober 2011 : di Rumah
Mulai mengerjakan Tugas Besar.
·         November 2011 : di Rumah dan Kampus
Pengerjaan Tugas Besar.
·         Awal Desember 2011 : di Kampus
Bimbingan.
·         05 Desember 2011 : di Rumah dan tempat jilid
Pencetakan dan penjilidan.
·         07 Desember 2011 : di Kampus
Pengumpulan Tugas Besar.

III.2. Alat yang Digunakan
·         Buku
·         Laptop
·         Internet





Oktober 2011 : Mulai mencari literatur.
12 Oktober 2011 : Laporan judul yang akan dibahas.
III.3. Diagram Alir Penulisan
November 2011 : Mulai penulisan.
Oktober 2011 : Persiapan alat dan bahan yang mendukung penulisan.
 


                                     
07 Desember 2011 : Dikumpulan
01 Desember 2011 : Bimbingan terhadap hasil penulisan dan materi bahasan.
                                               

                                               











                        BAB IV Hasil dan Pembahasan                       
IV.1. Jenis Motor Starter
1.      Tipe Konvensional.
• Roda gigi pinion terletak pada sumbu yang sama dengan armatur dan berputar dalam kecepatan yang sama.
• Tuas penggerak dihubungkan dengan plunger switch magnet untuk mendorong roda gigi pinion dan agar terhubung dengan ring gear.
Cara Kerja :
1.      Pengapian Beralih Dalam Posisi START

Ketika saklar kunci kontak diputar  ke posisi START, arus listrik dari baterai melewati terminal 50 ke hod in coil dan pull in coil. Dari pull in coil, arus  kemudian mengalir ke field coil dan armature coil melalui Terminal C.

Pada titik ini drop tegangan pull in coil menjaga jumlah arus listrik yang mengalir melalui komponen motor (field coil dan armature) kecil, jadi motor berputar pada kecepatan yang lebih rendah. Pada saat yang sama, medan magnet yang dihasilkan oleh hold in coil dan pull in coil menarik plunger ke arah yang tepat terhadap pegas pembalik. Gerakan ini menyebabkan gigi pinion untuk bergerak ke kiri, melalui  tuas drive dan mesh dengan gigi cincin. Kecepatan motor rendah starter di tahap ini berarti bahwa gigi jalan lancar. Splines sekrup membantu roda gigi pinion dan cincin agar berkaitan lebih lembut.

2.    Pinion Dan Ring gears berkaitan penuh.

Ketika saklar magnetik dan splines sekrup telah mendorong gigi pinion keposisi di mana ia berkaiatan penuh dengan roda gigi cincin, pelat kontak terletak pada ujung plunger dan saklar utama yaitu menghubungkan antara terminal 30 dan terminal C menyebabkan hubungan arus pendek. Lebih berat saat melewati motor starter, yang menyebabkan motor untuk memutar dengan torsi lebih besar. Splines sekrup membantu gigi pinion berkaitan lebih aman dengan gigi cincin. Pada saat yang sama, tingkat


tegangan pada kedua ujung pull in coil  menjadi sama sehingga tidak ada arus mengalir melalui kumparan ini. Oleh karena itu plunger diadakan dalam posisi hanya oleh gaya magnet yang diberikan oleh hold in coil.



3.   Pengapian Beralih Dalam Posisi ON

Pengapian beralih kembali ke posisi ON dari posisi START dari tegangan yang diterapkan ke Terminal 50. Saklar utama tetap tertutup, namun  arus mengalir dari Terminal C untuk hold in coil melalui kumparan

pull-in coil. Karena arus mengalir melalui kumparan hod in coil arah yang sama seperti ketika saklar pengapian dalam posisi START, ini menghasilkan gaya magnet yang menarik plunger. Dalam pull-in coil, di sisi lain, aliran arus dalam arah yang berlawanan, membangkitkan kekuatan magnetik yang mencoba untuk menarik plunger ke posisi semula.
Medan magnet yang dibentuk oleh dua kumparan membatalkan satu sama lainnya, jadi plunger ditarik mundur oleh pegas pembalik. Oleh karena itu, arus berat yang telah dipasok ke motor dipotong dan plunger menarik pinion gear untuk melepaskan kaitannya dengan ring gear.

2.      Tipe Reduksi.
• Starter tipe reduksi memakai motor kompak putaran tinggi (compact high-speed motor).
• Starter tipe reduksi meningkatkan torsi dengan mengurangi kecepatan putaran armatur melalui roda gigi reduksi.
• Plunyer switch magnet secara langsung mendorong roda gigi pinion yang terletak pada sumbu yang sama untuk melepas dan menghubungkan dengan ring gear.

Cara Kerja :
1.   Pengapian Beralih Dalam Posisi START

Ketika saklar kunci kontak telah berubah ke posisi START, arus listrik melewati Terminal 50 dari baterai ke hold in coil dan pull in coil. Dari pull in coil arus kemudian mengalir ke kumparan dinamo dan gulungan medan melalui Terminal C. Motor berputar pada kecepatan yang lebih rendah pada titik ini, karena energi pull in coil  menyebabkan penurunan tegangan yang membatasi pasokan saat ini ke komponen motor (field coil dan

armature). Yang hold in coil dan pull in coil, pada saat yang sama mengatur medan magnet yang mendorong plunger ke kiri melawan pegas kembali. Oleh karena itu pinion gear bergeser ke kiri sampai berkaitan dengan gigi cincin. Kecepatan motor rendah pada tahap ini berarti bahwa
kedua gigi jalan lancar. Splines sekrup juga membantu roda gigi pinion dan cincin untuk berkaitan lebih lancar.

2. Pinion Dan Cincin Gears Berkaitan Penuh

Ketika saklar magnetik dan splines sekrup telah mendorong gigi pinion ke posisi di mana ia berkaitan penuh dengan roda gigi cincin, pelat kontak terletak pada ujung plunger dan saklar utama yaitu menghubungkan antara terminal 30 dan terminal C menyebabkan hubungan arus pendek. sehingga sambungan memungkinkan arus listrik yang lebih besar untuk melewati motor starter, yang menyebabkan motor untuk memutar dengan torsi lebih besar. Splines sekrup membantu gigi pinion berputar lebih aman dengan gigi cincin. Pada saat

yang sama, tingkat tegangan pada kedua ujung pull-in coil menjadi sama sehingga tidak ada arus mengalir melalui kumparan ini.  Oleh karena itu
plunger diadakan dalam posisi hanya oleh gaya magnet yang diberikan oleh hold in coil.

3.   Pengapian Beralih Dalam Posisi ON

Menghidupkan pengapian beralih kembali ke posisi ON dari  start dari tegangan yang diterapkan ke terminal 50. Saklar utama tetap tertutup, namun beberapa arus mengalir dari Terminal C untuk hold in coil melalui pull-in coil. Karena arus mengalir melalui hold in coil  arah yang sama seperti ketika saklar pengapian dalam posisi START, ini menghasilkan gaya magnet yang menarik plunger. Dalam pull-in coil di sisi lain, aliran arus dalam arah yang berlawanan, membangkitkan kekuatan magnetik yang mencoba untuk menarik plunger ke posisi semula.
 Medan magnet yang dibentuk oleh dua kumparan tolak menolak satu sama lainnya, jadi plunger ditarik mundur oleh pegas pembalik. Oleh karena
itu, arus berat yang telah dipasok ke motor dipotong dan plunger tidak berkaitan roda gigi pinion dan ring gear pada waktu yang sama. Armature digunakan di motor starter jenis reduksi memiliki inersia lebih kecil dari jenis konvensional, jadi gesekan menyebabkan berhenti. Karenanya jenis motor starter tidak memerlukan mekanisme rem yang digunakan dalam motor starter tipe konvensional.


3. Tipe Planetary Gear.
• Starter tipe planetary memakai roda gigi planet untuk mengurangi kecepatan putaran armature.
• Roda gigi pinion terhubung dengan ring gear via tuas penggerak seperti pada tipe konvensional.

Cara Kerja :
1. Mekanisme Pengurangan kecepatan
Pengurangan kecepatan poros armature ini dilakukan dengan tiga roda gigi planetary dan 1 gigi internal. Ketika poros berputar, gear
planetary terletak di arah yang berlawanan, yang mencoba untuk menyebabkan gigi internal untuk berputar. Namun sejak internal gigi adalah tetap, roda gigi planet sendiri dipaksa untuk memutar internal gear. Karena gigi planet yang dipasang pada poros roda gigi planet, Rotasi roda gigi planet menyebabkan poros roda gigi planet untuk berubah juga. Rasio gigi dari roda gigi poros armature untuk roda gigi planet dan internal gear 11:15:43, yang menghasilkan rasio pengurangan sekitar 5, reduksi kecepatan rotasi dari gigi pinion untuk sekitar 1/5 dari kecepatan aslinya.


·         2. Perangkat Damping
Gear internal yang biasanya tetap, tetapi jika terlalu banyak torsi diterapkan untuk starter, gear internal disebabkan untuk memutar, membiarkan torsi kelebihan untuk melarikan diri dan mencegah kerusakan pada bagian-bagian dinamo dan lainnya. Gear internal dihubungkan dengan plat kopling dan plat kopling didorong oleh spring washer. Jika torsi kelebihan dibawa untuk menanggung pada gigi internal, pelat kopling mengatasi kekuatan mendorong dari pegas penahan , menyebabkan gigi internal untuk memutar, dengan cara ini torsi kelebihan diserap.



4.      Tipe planetary reduction-segment conductor (PS)
• Motor tipe planetary reduction-segment conductor (PS) men-start memakai magnet permanent dalam kumparan medannya.
Mekanisme pertautan dan pelepasannya (engagement/disengagement) bekerja dengan cara yang sama dengan tipe planetary.




5.    Air Starting System
Gb. 3.42 Skematik Air Starting System

Komponen-konponen utama Air Starting System:
1.      Air Tank reservoir (tangki udara)
2.      Push button valve
3.      Relay valve
4.      Starting motor (cranking motor)
5.      Pinion
·   Sistem Operasi Air Starting System: Air starting sistem menggunakan udara bertekanan untuk memutar starting motor, dengan putaran motor (cranking speed) lebih cepat dari electric starting system.
Air starting sistem lazim diterapkan pada off highway truck. Kekurangannya adalah sistem ini hanya mempunyai satu atau dua kali kesempatan untuk menghidupkan engine, jika dalam kesempatan yang ada engine tidak hidup maka udaranya akan habis dan starting motor tidak dapat berfungsi.

·   Tangki penampung udara: Air tank/reservoir berfungsi sebagai tempat penampung atau penyimpan udara bertekanan. Sedangkan relay valve untuk membuka dan menutup mengatur aliran udara ke starting motor.

·   Push Button Valve: On/off push button valve suatu tombol untuk mengatur aliran udara yang ke relay valve diaphragm.

























BAB IV Kesimpulan dan Saran

IV.1. Kesimpulan
            Jadi tipe motor starter yang kami ketahui saat ini ada 5 jenis, yaitu : tipe konvensional, reduksi, planetary gear, planetary reduction-segment conductor (PS), dan tipe air system. Masing-masing tipe memiliki prinsip kerja yang tidak jauh berbeda atau bisa disebut mempunyai prinsip kerja yang  sama, yang membedakan hanya konstruksi dan tanbahan komponen untuk memaksimalkan kerjanya.

IV.2. Saran
            Kami menyadari karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk membangun kami ke arah yang lebih baik.











Daftar Referensi
·         Sumber : Modul Memperbaiki Kerusakan Sistem Starter, Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif 
·         m.edukasi.net